Siklus Knowledge Management


Telah diketahui bahwa Knowledge Management cukup penting diterapkan disetiap organisasi agar bekal-bekal pengalaman dan ilmu sebelumnya dapat diregenerasi ke generasi berikutnya. Pengetahuan akan tetap abadi dengan adanya pewarisan pengalaman, data dan dokumentasi-dokumentasi mengenai organisasi tersebut kepada generasi berikutnya. Apabila tidak terdapat manajemen pengetahuan, maka pengalaman-pengalaman dan ilmu-ilmu yang ada akan hilang seiring bergantinya generasi. Manajemen pengetahuan yang efektif mensyaratkan organisasi untuk dapat mengidentifikasi, menciptakan, mengelola, memperoleh, menerjemahkan, membagikan dan menangkap manfaat dari pengetahuan yang memberikan keuntungan strategis bagi organisasi tersebut sehingga sangat diperlukan siklus manajemen pengetahuan. Siklus manajemen pengetahuan diperlukan bukan berakhir di situ saja melainkan juga dapat menjadi dukungan yang handal bagi organisasi untuk meningkatkan daya saing dan menjaga kontinuitas serta keberhasilan organisasi.
Dalam model siklus manajemen pengetahuan terintegrasi (Dalkir, 2005) manajemen pengetahuan dibagi menjadi tiga tahapan utama, dimulai dari tahap pengambilan dan atau penciptaan pengetahuan yang dapat berupa tacit atau explicit knowledge hasil dari ide/gagasan serta pengalaman pribadi. Kemudian mengarah pada tahap penyebarluasan atau pembagian pengetahuan melalui media atau platform teknologi informasi, di mana dalam proses transisi dari tahap pertama ke tahap yang kedua tersebut terdapat penilaian dari konten pengetahuan. Pengetahuan kemudian diuraikan secara jelas dalam rangka untuk aplikasi atau akuisisi pengetahuan hingga kemudian mampu untuk melakukan pembaharuan pada tahap yang pertama. Pengambilan pengetahuan menunjukkan pada tahap identifikasi kemudian kodifikasi atau pembaharuan pengetahuan internal yang ada dan pengetahuan dalam organisasi dan atau pengetahuan eksternal dari lingkungan. Dari tahap kedua menuju tiga terdapat proses kontekstualisasi di mana berfungsi agar pengetahuan  dapat digunakan dan dipahami. Kontekstualiasi melibatkan koneksi antara pengetahuan dan seseorang yang berpengetahuan tentang konten tersebut. Kontekstualisasi dijelaskan sesuai bidang masing-masing.
Selanjutnya yaitu tahap akuisisi dan aplikasi, dalam tahap ini seseorang telah mengerti dan memahami sehingga mampu memutuskan sesuatu setelahnya. Dalam tahap ini, pengetahuan diperoleh, digunakan, diterapkan, dan digunakan kembali. Orang, atau pengguna pengetahuan adalah contributor untuk peningkatan berkelanjutan dan pembaruan pengetahuan, setelah mereka memvalidasi ulang konten serta memasukkan informasi yang lebih berharga untuk memulai kembali atau mengupdate kembali dan memperkaya siklus pengetahuan (Dalkir, 2005:44).
Secara garis besar, proses yang dilakukan KM adalah mengidentifikasi pengetahuan dan sumber pengetahuan dalam sebuah organisasi, mengubah nilai informasi ke dalam bentuk eksplisit atau kodifikasi, menyebarkan secara praktis, membagikan, networks. Digunakan sebagai pengambil keputusan, pemecahan masalah, pemilihan perilaku terbaik dalam setiap situasi dan menyimpan pengetahuan dalam ingatan perusahaan atau organisasi.
Daftar Pustaka
Dalkir, K. (2005). Knowledge Management in Theory and Practice. Amsterdam: Routledge

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Konsep SECI dari Nonaka dan Corporate Amnesia

Kepemimpinan dalam TQM

Fokus pada Kepuasan Pelanggan